Kamis, 24 Desember 2015

Hak Kewajiban dan Tanggung Jawab

Berbicara hak dan kewajiban tentu sangat luas cakupannya. Hak dan kewajiban adalah hal mutlak yang harus dijalankan dan ditaati ketentuannya oleh siapapun. Baik itu hak dan kewajiban individu dengan individu, atau individu dengan sebuah instansi.
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hak adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh UU dan aturan). Kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan, keharusan, pekerjaan, dan tugas. Sedangkan tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
            Apabila semua orang sudah menunaikan hak dan kewajibannya secara seimbang sesuai dengan profesinya masing-masing, tentu akan menghasilkan dampak yang positif. Begitupun dengan dosen dan mahasiswa. Kedua profesi tersebut tentu mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda, akan tetapi apabila hak dan kewajibannya dijalankan secara seimbang, tentu akan menghasilkan feedback positif bagi keduanya.
Ketika dosen menjalankan kewajibannya secara disiplin dan penuh rasa tanggung jawab, tentu akan menumbuhkan semangat belajar yang tinggi kepada mahasiswa. Akan tetapi, tidak adil rasanya apabila kita harus menuntut semua dosen menjalankan kewajibannya, sedangkan kita sendiri sebagai mahasiswa melalaikan apa yang menjadi kewajiban seorang mahasiswa. Agar menghasilkan output yang maksimal, tentunya kedua unsur tersebut (dosen dan mahasiswa) harus bekerjasama agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005, pasal 51 ayat (1) UU guru dan dosen, dua diantaranya menyatakan bahwa hak dosen adalah memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum, jaminan kesejahteraan sosial dan memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan peseta didik.
Sedangkan kewajiban dosen menurut Pasal 1 ayat (2) UU guru dan dosen disebutkan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Di sisi lain, hak mahasiswa menurut pasal 109 dan 110 PP No. 60 Tahun 1999, dua diantaranya adalah memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran, dan kemampuan. Mendapatkan bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab atas program studi yang diikuti serta hasil belajarnya. Adapun kewajiban mahasiswa diantaranya, menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Ikut memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban dan keamanan perguruan tinggi.
Melihat hak dan kewajiban antara dosen dan mahasiswa yang sudah diatur oleh UU tentu sudah sangat ideal. Yang menjadi permasalahannya, bagaimana protes dosen dan mahasiswa saat ini dalam menjalankan hak dan kewajiban masing-masing? Apakah sudah sesuai dengan isi dari pasal diatas?
Tentunya banyak hal yang harus kita perbaiki. Apabila sudah hilang rasa tanggung jawab untuk menunaikan hak dan kewajiban diantara dosen dan mahasiswa, lantas bagaimana dengan kondisi negeri ini? Bisakah Indonesia melahirkan bibit-bibit baru yang berkualitas, beridealisme, dan mempunyai integritas tinggi untuk memimpin negeri ini? Tentu jawabannya ada pada diri kita sendiri. Tinggal bagaimana kita menyikapinya, apakah ada keinginan untuk melakukan perubahan yang berarti atau sebaliknya.
Hak dan kewajiban tidak bisa dipisahkan, hanya bisa dibedakan. Demikian juga kebebasan (hak) dan tanggung jawab (bukti adanya kewajiban), tidak bisa dipisahkan, namun bisa dibedakan. Seseorang tidak dapat memiliki hak tanpa memiliki kewajiban, atau seseorang tidak dapat mempunyai kebebasan tanpa memiliki tanggung jawab. Setelah mengetahui hak dan kewajiban dosen dan mahasiswa. Seorang dosen dan mahasiswa pun mempunyai tanggung jawab.
Tanggung Jawab Dosen, yaitu:
1.    Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
2.    Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
3.    Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4.    Bertindak objektif dan diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran
5.    Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika, dan
6.    Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

Tanggung Jawab Mahasiswa, yaitu:
Tanggung jawab sebagai mahasiswa adalah belajar. Sikap tanggung jawab dalam diri mahasiswa sudah seharusnya ada. Sikap tanggung jawab adalah sikap yang mempunyai komitmen untuk tidak meninggalkan sesuatu ditengah jalan dan tidak melepas sesuatu yang merupakan kewajibannya. Maksudnya adalah seorang mahasiswa sudah berkomitmen untuk kuliah, maka ia tidak boleh berhenti ditengah jalan dan harus bertanggung jawab atas kewajibannya. Rasa tanggung jawab timbul dari kesadaran diri sendiri, bahwa dia mempunyai sesuatu yang tidak dapat ditelantarkan begitu saja. Banyak sekali kegiatan mahasiswa yang menyangkut tanggung jawab, seperti mengerjakan tugas, baik kelompok atau individu, tanggung jawab dalam menyelesaikan skripsi, tanggung jawab dalam menyelesaikan perkuliahan, dan masih banyak lagi.

Sumber:



Nama              : Indri Nur Afdiyanti
NPM               : 13215368

Kelas               : 1EA05

Pandangan Hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrat. Karena itu menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,  petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi, pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri dari 3 macam :
Ø  Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Ø  Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Ø  Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai pandangan hidup sendiri-sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang lain, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan ini biasa disebut cita-cita. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau mungkin belum terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak dan waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang di cita-citakan? Hal itu bergantung dari tiga faktor, yaitu:
·           Faktor manusia
·           Faktor kondisi
·           Faktor tingginya cita-cita


Terdapat formula sukses yang dapat dijadikan pedoman untuk menggapai cita-cita, yaitu:
1.        Mengubah keyakinan dan goal.
2.        Mengubah cara berpikir dan emosi.
3.        Mengubah segala keputusan yang dapat menghambat cita-cita.
4.        Mengubah segala tindakan-tindakan buruk.

Dari semua itu kita akan mendapatkan hasil yang menjadi keyakinan dan goal kita dari awal. Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain, dan sebagainya. Khayalan hasil lamunan cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang sia-sia. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena bisa membuat stress dan depresi jika tidak tercapai.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik, yaitu:
§   Mengenal
Mengenal merupakan tahap awal dari setiap aktivitas hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
§   Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
§   Menghayati
Tahap ketiga, yaitu menghayati pandangan hidup. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenal kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menghayati ini adalah menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup tersebut.
§   Meyakini
Tahap selanjutnya adalah meyakini pandangan hidup. Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
§   Mengabdi
Tahap terakhir, yaitu mengabdi pandangan hidup. Pengabdian merupakan hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya maupun oleh orang lain. dengan mengabdi kita akan merasakan manfaatnya, sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud dimasa masih hidup ataupun sesudah meninggal, yaitu di alam akhirat.

Contoh kasus pandangan hidup :
            Seseorang akan memiliki pandangan hidup yang tinggi jika ia merasa bersyukur kepada Tuhan dan selalu mengingat akan orang yang kondisinya berada dibawahnya. Setiap dia berkendara dan melihat pengamen atau pemulung dia selalu berpikir untuk tidak menjadi seperti mereka dan tidak ingin keluarganya jadi seperti itu. Pandangan hidupnya pun akan lebih tinggi karena apa yang dilihatnya itu akan menjadikan motivasi agar dirinya bisa mencapai apa yang sudah dia rencanakan dalam pandangan hidupnya tersebut.

Sumber:



Nama              : Indri Nur Afdiyanti
NPM               : 13215368

Kelas               : 1EA05

Penderitaan Manusia

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia, Tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukur seberapa kuat iman kepada-Nya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita.
            Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi, manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga Tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuat menderita.
            Penderitaan datang selalu tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan, jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik-baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaannya.
            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda. Manusia dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain-lain.
            Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari Tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat. Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Penderitaan dapat memberikan hikmah yang besar, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat menular dari seseorang kepada orang lain.
            Penderitaan bukan sesuatu yang semu, mereka datang bagai kemerdekaan diantara penjajahan seseorang, membuat seorang yang merasa dirinya sempurna akan mendadak hancur dan membenci bumi serta isinya, ini adalah kenyataan yang kadang pahit untuk ditelaah, kadang menyedihkan untuk disadari, hidup tanpa penderitaan bagai sayur tanpa garam, hidup tanpa penderitaan tak akan ada gunanya.
            Penderitaan datang sebagai cerita dan peninggalan, dikala seorang akan mengingat semua kisah hidupnya mereka yang tumbuh dengan penderitaan akan tumbuh dengan ketegaran. Setiap orang, setiap jengkal seseorang dari makhluk yang bermukim didunia ini pasti pernah merasakan derita, entah itu hanya tertusuk jarum saja, atau ketika kasihnya yang paling ia kasihi pergi meninggalkan pertiwi.
            Umpama gunung yang berpuncak es, indah terlihat tapi tahukah kita, bila gunung itu meninggalkan sejuta kepedihan, meninggalkan bermacam rupa luka, kita tak pernah tahu, bisa saja dulu gunung itu ialah gunung dengan sejuta keindahan, dengan ribuan bunga lily yang tumbuh tiap tahunnya. Namun, badai datang mencumbu tiap senti tanah coklat dataran gunung itu, keindahannya berubah menjadi beku, mati dan tak terlihat. Namun dapat menjadi kebahagiaan bagi orang-orang yang menikmati tiap butir saljunya.
            Penderitaan terbagi menjadi dua, yaitu penderitaan fisik dan penderitaan psikis. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah bisa diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan masalah-masalah psikis yang dihadapinya.
            Penderitaan batin dalam ilmu psikologis dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Contoh kasus penderitaan secara mental :
            Sandra berusia 35 tahun saat mulai menjalani terapi. Ini keempat kalinya ia menjalani terapi. Gangguan obsesif-komplusif dideritanya sejak 10 tahun lalu, tidak lama setelah kematiaan ayahnya.
            Sandra terobsesi ketakutan mengalami kontaminasi, suatu ketakutan yang secara tidak jelas dikaitkan dengan kematian ayahnya karena pneumonia. Ia tidak nyaman bersentuhan dengan kayu (objek yang bergores), surat, benda yang dikemas dalam kaleng, dan noda perak (peralatan yang berwarna perak). Ia tidak dapat menyatakan mengapa objek-objek tersebut merupakan sumber kemungkinan kontaminasi dengan kuman.
            Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, Sandra melakukan berbagai ritual komplusif yang menghabiskan hampir seluruh waktunya. Seperti mandi selama 3-4 jam dan waktu mandi ia mengelupas lapisan luar sabun mandi sehingga sepenuhnya bebas dari kuman. Waktu makan berlangsung berjam-jam, ia makan tiga suap makanan pada satu waktu, mengunyah setiap suapan 300 kali. Ini dilakukan untuk menghilangkan kontaminasi pada makanannya. Suaminya kadangkala terlibat dalam upacara makan tersebut, ia mengocok teko teh dan sayuran beku diatas kepala istrinya untuk menghilangkan kuman. Hal ini telah merendahkan nilai kehidupannya hingga hampir tidak melakukan apapun selain itu. Ia tidak pernah keluar rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, atau bahkan berbicara melalui telepon.
Contoh kasus penderitaan secara fisik :
            Tanggal 4 September 2014, sebuah kasus menggemparkan terjadi di Highreach Baby Care yang terletak di lantai dasar gedung Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Lewat rekaman CCTV, seorang karyawan Pertamina bernama Lisa melihat bagaimana anaknya yang berusia 14 bulan dan dititipkan di baby care tersebut disiksa dengan sangat biadab. Tubuh anak itu ditimpa kasur busa, dilempar ke kasur, digendong dengan kasar, diayun dengan kencang pada ayunan hingga kepalanya terpentok dinding. Rekaman  CCTV selama 8 jam itu memperlihatkan aksi penyiksaan biadab para pengasuh baby care tersebut.
            Aksi biadab ini diketahui setelah Lisa mempertanyakan wajah anaknya yang lebam. Pengasuh baby care menjelaskan kalau anaknya terjatuh sehingga wajahnya lebam. Tidak terima dengan penjelasan sang pengasuh, Lisa mengecek rekaman CCTV dan menyaksikan adegan brutal dan biadab itu.
            Lisa kemudian melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Sebagai tindak lanjut laporan tersebut, kini baby care tersebut sudah ditutup.

Sumber:



Nama              : Indri Nur Afdiyanti
NPM               : 13215368
Kelas               : 1EA05

Pengaruh Kekuatan Cinta bagi Seseorang

Cinta, usia bukan sahabatnya, jenis kelamin bukan urusannya, semua orang dari segala zaman pernah merasakan cinta, baik itu cinta pada surya, pada yang mengandungmu, pada yang memberimu nafkah, pada dia pria terbaikmu atau pada dia wanita tercantikmu, pada sahabat karib, atau pada Ia sang pencipta.
Cinta itu bagai angin digeladak kapal, dapat dirasakan tapi tidak dapat dilihat, iya terkadang seperti mentari, menghangatkan namun juga dapat menyilaukan, setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai dan menggambarkan apa itu cinta, entah itu menyakitkan. Tapi, menurut ia yang dimabuk asmara cinta itu selembut sutera, entah itu seindah samudera tapi ternyata menghanyutkan.
Cinta bisa jatuh kepada siapa saja, bahkan teman dekat. Dia yang tidak pernah kau duga akan kau cinta. Saat mencintai kita hanya perlu memberi hati, tanpa perlu berharap lebih dari apa yang kita beri. Saat kita memilih cinta berarti kita harus menghargai apa yang disukai oleh orang yang kita cinta, meski kita tidak harus menyukai hal itu. Cinta mengajarkan seseorang bagaimana untuk memberanikan diri dan juga bagaimana menjadi sabar saat ditinggalkan sendiri. Cinta tidak akan pernah membiarkan hati yang utuh menjadi luka. Namun, saat cinta membuat patah hati, cinta terlihat begitu kejam dan menyakitkan.

Kekuatan cinta yang membangun dan menghancurkan seseorang :
1.    Cinta yang membangun

Kita pasti sudah mengenal sosok mantan Presiden RI ke-3 yang memiliki kisah cinta yang luar biasa, beliau adalah Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang sering kita kenal dengan sebutan B.J. Habibie. Kisah cinta beliau terhadap Ibu Ainun memberikan inspirasi bagi setiap orang. Mereka yang saling mencintai, menyanyangi, dan mengikrarkan janji suci sebagai sepasang suami istri hingga ajal menjemput. 
Bapak Habibie menulis surat cinta untuk istri tercinta setelah beliau meninggal. Ibu Ainun meninggal tepat sepuluh hari setelah merayakan ulang tahun perkawinannya yang ke-48. Ibu Ainun meninggal karena sakit kanker ovarium. Berikut isi surat cintanya:

Sebenarnya ini bukan tentang kematian, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak ditempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi....
“Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”
......Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku....
            Sungguh romantis isi surat cinta tersebut. Surat itu menggambarkan kesedihan Bapak Habibie atas kepergian istri yang sangat ia cintai. Tidak ada lagi sosok wanita yang selalu mensupportnya, menemaninya, dan menjaganya. Semasa hidupnya Ibu Ainun tidak pernah mengeluh meski hidupnya susah, selalu mendampingi suami, bahkan rela meninggalkan profesinya sebagai dokter demi selalu berada disamping Bapak Habibie dan menjadi seorang  ibu dalam keluarga.
            Bapak Habibie mengakui, cintanya begitu besar kepada Ibu Ainun yang telah menemani hari-harinya selama 48 tahun 40 hari. Bahkan, sekalipun Ibu Ainun telah tiada, cintanya tidak pernah luntur. Salah satu kenangan yang tersimpan dari perjalanan bersama istrinya adalah sepenggal doa cinta. Berikut adalah penggalan doa tersebut:
“Terimakasih Allah, Engkau telah lahirkan saya untuk Ainun dan Ainun untuk saya. Terimakasih Allah, Engkau telah pertemukan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. Terimakasih Allah, tanggal 12 Mei 1962, Engkau nikahkan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. Engkau titipi kami bibit cinta murni, sejati, suci, sempurna dan abadi. Sepanjang masa kami sirami titipan-Mu dengan kasih sayang, nilai iman, takwa, dan budaya. Kini 48 tahun kemudian, bibit cinta telah menjadi cinta yang paling indah, sempurna dan abadi. Ainun dan saya bernaung dibawah cinta milik-Mu ini dan dipatri menjadi manunggal sepanjang masa. Manunggal dalam jiwa, hati, batin, napas dan semua yang menentukan dalam kehidupan. Terimakasih Allah, menjadikan kami manunggal karena cinta abadi yang suci dan sempurna. Pertahankan dan peliharalah kemanunggalan kami sepanjang masa. Berilah kami kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan yang sedang dan masih akan kami hadapi. Ampunilah dosa kami dan lindungilah kami dari segala pencemaran cinta abadi kami.”
Kisah cerita ‘true story’ novel ini patut direkomendasikan menjadi sebuah inspirasi. Meski hanya memuat sekelumut kisah perjalanan rumah tangga Habibie dan Ainun, penonton justru bisa belajar banyak tentang arti cinta dari situ. Saling setia, percaya dan satu visi mengenai kehidupan, menjadi kunci.

(Sumber: Habibie, Bacharuddin Jusuf. 2012. Habibie & Ainun. Jakarta: PT. THC Mandiri)

2.    Cinta yang menghancurkan
JAKARTA – Kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) sempat membuat heboh. Awalnya, mayat Ade Sara yang ditemukan di Jalan Tol Bintara KM 41 Bekasi pada 5 Maret 2014 lalu tidak ditemukan identitas apapun.
Beruntung, polisi bertindak cepat dengan hanya petunjuk gelang Java Jazz yang ada di tangan Ade, pembunuhan sadis tersebut terbongkar. Hanya dalam waktu dua hari, polisi berhasil membekuk tersangka pembunuhnya, yakni Ahmad Imam Al Hafitd (19), dan Assyifa Ramadhani (18).
Hafitd sendiri merupakan mantan pacar Ade Sara yang masih berharap kepada korban, sedangkan Assyifa merupakan pacar Hafitd yang ikut membantu pembunuhan karena khawatir pacarnya akan meninggalkan dirinya dan kembali ke Ade Sara.
Pembunuhan yang diduga sudah direncanakan selama sepekan tersebut, berawal dari pertemuan mereka di Stasiun Gondangdia. Assyifa yang masih teman SMA Ade Sara menghubungi korban dengan dalih ingin ikut kursus bahasa Jerman.
Saat itu, Ade Sara ditarik oleh Hafitd untuk masuk ke dalam mobilnya. Dalam perjalanan, terjadi pertengkaran hebat antara Hafitd dengan korban. Ade Sara juga disuruh membuka bajunya dengan maksud agar tidak kabur.
Selama perjalanan, Ade Sara mendapat siksaan fisik mulai dari pukulan hingga disetrum oleh tersangka hingga pingsan. Saat pingsan tersebut, Assyifa memasukan sobekan kertas koran dan tisu hingga membunuh Ade Sara.
Karena panik, akhirnya mereka membuang jenazah Ade Sara di jalan tol Bintara. Dalam perjalanan tersebut, beberapa kali mobil Hafitd sempat mogok di jalan.
Keesokannya, mayat Ade Sara ditemukan petugas jalan tol. Setelah diselidiki, akhirnya polisi berhasil menangkap Hafitd saat sedang berada dirumah duka RSCM. Sedangkan Assyifa ditangkap dirumahnya.





Nama              : Indri Nur Afdiyanti
NPM               : 13215368
Kelas               : 1EA05