Kamis, 24 Desember 2015

Penderitaan Manusia

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia, Tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukur seberapa kuat iman kepada-Nya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita.
            Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi, manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga Tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuat menderita.
            Penderitaan datang selalu tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan, jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik-baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaannya.
            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda. Manusia dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain-lain.
            Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari Tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat. Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Penderitaan dapat memberikan hikmah yang besar, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat menular dari seseorang kepada orang lain.
            Penderitaan bukan sesuatu yang semu, mereka datang bagai kemerdekaan diantara penjajahan seseorang, membuat seorang yang merasa dirinya sempurna akan mendadak hancur dan membenci bumi serta isinya, ini adalah kenyataan yang kadang pahit untuk ditelaah, kadang menyedihkan untuk disadari, hidup tanpa penderitaan bagai sayur tanpa garam, hidup tanpa penderitaan tak akan ada gunanya.
            Penderitaan datang sebagai cerita dan peninggalan, dikala seorang akan mengingat semua kisah hidupnya mereka yang tumbuh dengan penderitaan akan tumbuh dengan ketegaran. Setiap orang, setiap jengkal seseorang dari makhluk yang bermukim didunia ini pasti pernah merasakan derita, entah itu hanya tertusuk jarum saja, atau ketika kasihnya yang paling ia kasihi pergi meninggalkan pertiwi.
            Umpama gunung yang berpuncak es, indah terlihat tapi tahukah kita, bila gunung itu meninggalkan sejuta kepedihan, meninggalkan bermacam rupa luka, kita tak pernah tahu, bisa saja dulu gunung itu ialah gunung dengan sejuta keindahan, dengan ribuan bunga lily yang tumbuh tiap tahunnya. Namun, badai datang mencumbu tiap senti tanah coklat dataran gunung itu, keindahannya berubah menjadi beku, mati dan tak terlihat. Namun dapat menjadi kebahagiaan bagi orang-orang yang menikmati tiap butir saljunya.
            Penderitaan terbagi menjadi dua, yaitu penderitaan fisik dan penderitaan psikis. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah bisa diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan masalah-masalah psikis yang dihadapinya.
            Penderitaan batin dalam ilmu psikologis dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Contoh kasus penderitaan secara mental :
            Sandra berusia 35 tahun saat mulai menjalani terapi. Ini keempat kalinya ia menjalani terapi. Gangguan obsesif-komplusif dideritanya sejak 10 tahun lalu, tidak lama setelah kematiaan ayahnya.
            Sandra terobsesi ketakutan mengalami kontaminasi, suatu ketakutan yang secara tidak jelas dikaitkan dengan kematian ayahnya karena pneumonia. Ia tidak nyaman bersentuhan dengan kayu (objek yang bergores), surat, benda yang dikemas dalam kaleng, dan noda perak (peralatan yang berwarna perak). Ia tidak dapat menyatakan mengapa objek-objek tersebut merupakan sumber kemungkinan kontaminasi dengan kuman.
            Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, Sandra melakukan berbagai ritual komplusif yang menghabiskan hampir seluruh waktunya. Seperti mandi selama 3-4 jam dan waktu mandi ia mengelupas lapisan luar sabun mandi sehingga sepenuhnya bebas dari kuman. Waktu makan berlangsung berjam-jam, ia makan tiga suap makanan pada satu waktu, mengunyah setiap suapan 300 kali. Ini dilakukan untuk menghilangkan kontaminasi pada makanannya. Suaminya kadangkala terlibat dalam upacara makan tersebut, ia mengocok teko teh dan sayuran beku diatas kepala istrinya untuk menghilangkan kuman. Hal ini telah merendahkan nilai kehidupannya hingga hampir tidak melakukan apapun selain itu. Ia tidak pernah keluar rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, atau bahkan berbicara melalui telepon.
Contoh kasus penderitaan secara fisik :
            Tanggal 4 September 2014, sebuah kasus menggemparkan terjadi di Highreach Baby Care yang terletak di lantai dasar gedung Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Lewat rekaman CCTV, seorang karyawan Pertamina bernama Lisa melihat bagaimana anaknya yang berusia 14 bulan dan dititipkan di baby care tersebut disiksa dengan sangat biadab. Tubuh anak itu ditimpa kasur busa, dilempar ke kasur, digendong dengan kasar, diayun dengan kencang pada ayunan hingga kepalanya terpentok dinding. Rekaman  CCTV selama 8 jam itu memperlihatkan aksi penyiksaan biadab para pengasuh baby care tersebut.
            Aksi biadab ini diketahui setelah Lisa mempertanyakan wajah anaknya yang lebam. Pengasuh baby care menjelaskan kalau anaknya terjatuh sehingga wajahnya lebam. Tidak terima dengan penjelasan sang pengasuh, Lisa mengecek rekaman CCTV dan menyaksikan adegan brutal dan biadab itu.
            Lisa kemudian melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Sebagai tindak lanjut laporan tersebut, kini baby care tersebut sudah ditutup.

Sumber:



Nama              : Indri Nur Afdiyanti
NPM               : 13215368
Kelas               : 1EA05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar