BUNG
HATTA SEBAGAI BAPAK KOPERASI INDONESIA
Mohammad
Hatta merupakan salah satu tokoh bangsa yang amat dibanggakan oleh masyarakat
Indonesia dari masa ke masa. Bersama dengan Presiden pertama Soekarno, jasa
Hatta sangat besar dalam membebaskan Indonesia dari cengkraman penjajah. Namun
selain dikenal sebagai Bapak Proklamator, Hatta juga dikenal sebagai Bapak
Koperasi Indonesia.
Melansir dari Biografipedia, selain sibuk mengabdi
kepada negara, Hatta juga aktif memberikan ceramah di berbagai lembaga
pendidikan tinggi. Pria yang lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi ini
juga kerap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan
koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan
cita-cita dalam konsepsi ekonominya.
Lalu pada 12 Juli 1951, Hatta membacakan pidato di
radio khusus untuk menyambut Hari Koperasi Indonesia. Dengan besarnya peranan
dirinya dalam dunia koperasi, pada 17 Juli 1953 pria lulusan Handels Hoge
School Rotterdam itu diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres
Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikirannya mengenai koperasi antara lain
dituangkan dalam bukunya yang berjudul “Membangun Koperasi dan Koperasi
Membangun” (1971).
Sementara melansir dari Kopnus.com yang mengutip dari
buku “Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun”, Hatta memiliki pemikiran
bahwa jawaban ketimpangan ekonomi adalah gotong-royong. Setiap orang bisa
bekerja secara wajar serta mampu memenuhi kebutuhannya. Berbeda dengan sistem
kapitalisme, ekonomi gotong-royong adalah sistem yang tidak menumpuk kekayaan
kepada perseorangan. Tetapi, yang lebih penting, pembagian kekayaan secara
merata.
Berdasarkan hal itu, Koperasi dipandangnya sebagai
bentuk konkret sistem ekonomi gotong-royong tersebut. Dimana dalam koperasi
dituntut pemerataan kerja dan pembagian hasil, sehingga tak ada lagi
ketimpangan. Namun, Bung Hatta menyadari, koperasi merupakan langkah jangka
panjang ekonomi. Hasilnya tidak bisa serta-merta dirasakan.
Menurut Hatta, bangsa membutuhkan politik ekonomi
yang realitis dalam jangka pendek, sekalipun berbeda dengan prinsip koperasi.
Sehingga bukan merupakan persoalan masyarakat miskin bekerja pada
pemodal-pemodal perseorangan baik dalam negeri maupun asing. Namun itu sebatas
menghindarkan masyarakat dari kekurangan kebutuhan pokok sekarang.
Namun, masih terdapat hambatan utama koperasi yang
harus dibenahi adalah inferioritas masyarakat akibat penjajahan. Hatta juga
menekankan, sistem ekonomi dan koperasi harus pintar menimbang, bukan hanya
idealitas, tetapi juga realitas. Hal itu akan memungkinkan untuk menciptakan
langkah taktis dan strategis. Ekonomi imbang dan berdaulat, tidak bertumpu pada
orang lain atau negara asing. Koperasi yang hendak dibangun haruslah memiliki
prioritas. Diantaranya, memperbanyak produksi, terutama usaha-usaha kecil,
menengah, dan rumah tangga. Kemudian memperbaiki kualitas barang, sehingga
mampu bersaing dengan produk negara lain.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar